October 15, 2024

Aptekindo – Teknologi

Belajar Teknologi Sederhana

Alih Teknologi Tepat Guna Produksi Masal Biochar di Tegal Mijin

Alih Teknologi Tepat Guna Produksi Masal Biochar di Tegal Mijin

Produksi padi merupakan salah satu kegiatan utama di Desa Tegal Mijin, di mana mayoritas masyarakatnya mengandalkan padi sebagai komoditas penting. Selama masa panen, limbah berupa jerami padi melimpah, namun sayangnya belum dimanfaatkan secara maksimal. Melihat potensi ini, kelompok KKN 267 dari Universitas Jember (UNEJ) yang terdiri dari Pinsensius Andreas, Fandika Firman Wijaksana, Risang Hadi Wasesa, Tusiana Putri Nelumbium, Widya Lestari, Dwi Mutia Hassny, Novinka Sinta Isnainiyah, Nafila Syahrani, dan Siti Hamidah, dengan bimbingan dosen lapangan dr. Yudha Nurdian, M.Kes, berupaya untuk mengolah jerami padi tersebut menjadi produk yang berguna bagi para petani di desa tersebut, yaitu biochar.

Biochar, atau biocharcoal, merupakan arang yang dibuat dari bahan organik melalui proses pembakaran tertutup atau pirolisis. Biochar memiliki banyak manfaat, terutama dalam bidang pertanian, seperti meningkatkan kesuburan tanah dan menyerap zat-zat berbahaya. Dengan inisiatif ini, kelompok KKN 267 berharap dapat membantu para petani di Desa Tegal Mijin untuk memanfaatkan limbah jerami padi yang selama ini terbuang percuma.

Alih Teknologi Tepat Guna Produksi Masal Biochar di Tegal Mijin

Pada minggu kedua program KKN Tematik UMD UNEJ, kelompok KKN 267 berhasil melakukan produksi biochar dalam skala kecil. Proses pembuatan ini dilakukan menggunakan kaleng sebagai wadah pembakaran, dan suhu pirolisis yang digunakan mencapai 250°C dengan durasi pembakaran selama 3,5 jam. Teknik ini dipilih karena relatif mudah diterapkan dan bisa menjadi solusi tepat guna bagi masyarakat desa. Penggunaan teknologi sederhana ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan limbah organik yang melimpah sebagai sumber daya yang berharga.

Teknologi tepat guna ini memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa, mengingat keterbatasan akses terhadap teknologi modern yang lebih kompleks. Selain mudah diaplikasikan, proses ini juga tidak memerlukan biaya besar, sehingga cocok diterapkan dalam skala rumah tangga maupun skala kecil lainnya. Dengan demikian, para petani dapat dengan mudah mengolah limbah jerami padi mereka sendiri tanpa harus bergantung pada teknologi industri besar.

Hasil dari biochar ini pun dapat langsung dimanfaatkan oleh para petani, terutama untuk memperbaiki kualitas tanah di lahan pertanian mereka. Biochar dikenal memiliki kemampuan untuk mempertahankan kelembapan tanah, meningkatkan struktur tanah, serta mengurangi erosi. Selain itu, biochar juga berperan dalam meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, sehingga dapat membantu petani mengurangi biaya operasional mereka.

Program yang dilakukan oleh kelompok KKN 267 ini juga mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat. Para petani di Desa Tegal Mijin merasa terbantu dengan adanya teknologi ini, karena mereka tidak hanya mendapatkan solusi untuk mengelola limbah padi, tetapi juga dapat meningkatkan hasil pertanian mereka melalui pemanfaatan biochar. Dengan pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan para petani dapat terus menerapkan teknologi ini secara mandiri bahkan setelah program KKN berakhir.

Dalam jangka panjang, produksi biochar ini juga berpotensi menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat desa

Dalam jangka panjang, produksi biochar ini juga berpotensi menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat desa. Dengan produksi yang lebih besar, biochar dapat dipasarkan ke luar desa, mengingat permintaan terhadap produk ini semakin meningkat, terutama dalam industri pertanian organik. Potensi bisnis ini tentu bisa dimanfaatkan oleh para petani di Desa Tegal Mijin, sehingga mereka tidak hanya mengandalkan hasil panen padi saja, tetapi juga dapat memperoleh penghasilan dari pengolahan limbah pertanian.

Inisiatif kelompok KKN 267 UNEJ ini menjadi bukti nyata bagaimana teknologi tepat guna dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat pedesaan. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan mengembangkan teknologi yang sesuai dengan kondisi lokal, banyak masalah lingkungan dan pertanian yang bisa diatasi. Program seperti ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat untuk menciptakan solusi-solusi inovatif yang bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.

Dengan keberhasilan ini, diharapkan teknologi pembuatan biochar dapat diperkenalkan secara lebih luas ke desa-desa lain di Indonesia, khususnya daerah-daerah yang juga memiliki potensi limbah jerami padi yang tinggi. Adopsi teknologi tepat guna seperti ini tidak hanya akan membantu meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga dapat berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dengan mengurangi jumlah limbah organik yang terbuang percuma.

Share: Facebook Twitter Linkedin